LaporSehat

Kolapsnya Fasilitas Kesehatan dan Risiko Kematian Pasien Isolasi Mandiri

SIARAN PERS

Kolapsnya Fasilitas Kesehatan dan Risiko Kematian Pasien Isolasi Mandiri

 

            • LaporCovid19 sebut 451 orang meninggal dunia ketika melaksanakan isolasi mandiri
              berdasarkan temuan laporan aduan, percakapan Twitter, dan pemberitaan
              online hingga
              Senin, 12 Juli 2021
            • CISDI sebut 446 orang meninggal dunia ketika isolasi mandiri di 12 kabupaten/kota di
              Jawa Barat dalam rentang 30 Juni-6 Juli 2021
            • CISDI dan LaporCovid19 mendorong pemerintah bertindak serius mendata kematian
              ketika isolasi mandiri serta merekomendasikan beberapa langkah untuk mencegah hal
              tersebut terjadi


Jakarta, 11 Juli 2021 Center for Indonesias Strategic Development Initiatives (CISDI) dan LaporCovid19 mendorong pemerintah mengambil langkah tegas untuk mencegah kematian saat isolasi mandiri atau mencari pelayanan kesehatan selama periode lonjakan kasus Covid-19. Indonesia mengalami lonjakan kasus positif Covid-19 yang begitu drastis sepanjang Juli 2021. Pada 11 Juli 2021 bahkan tercatat lonjakan kasus mencapai angka 36.197. Tingginya lonjakan kasus sebabkan kelebihan kapasitas rumah sakit dan lelahnya tenaga kesehatan.

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur, sebagai contoh, menyebut setidaknya 13 rumah sakit menutup sementara layanan IGD karena tidak bisa lagi menampung pasien (Tempo.co, 7/7). Situasi tersebut secara tidak langsung berimbas pada menumpuknya pasien bergejala berat, menipisnya kapasitas tabung oksigen, hingga tutupnya beragam pelayanan kesehatan lain, situasi yang pada akhirnya memicu kematian pasien ketika melaksanakan isolasi mandiri atau mencari rumah sakit.

Laporan resmi jumlah kematian akibat isolasi mandiri sendiri diduga masih jauh lebih kecil dibandingkan yang terjadi sebenarnya. Dari percakapan media daring Twitter, laporan aduan, dan pemberitaan media online, LaporCovid19 menemukan setidaknya 451 kasus pasien meninggal ketika isolasi mandiri atau saat mencari rumah sakit hingga Senin (12/7). Kematian pasien isolasi mandiri ini telah dilaporkan di berbagai daerah di Jawa, dengan yang paling tinggi di Jawa Barat, juga di luar Jawa, seperti di Sumatra Barat ataupun Kalimantan Timur.

Sementara, catatan Center for Indonesias Strategic Development Initiatives (CISDI) menyebut terdapat setidaknya 446 pasien isolasi mandiri meninggal dalam 7 hari terakhir (30 Juni-6 Juli 2021) di 12 kabupaten/kota di Jawa Barat. Jumlah kematian isolasi mandiri sesungguhnya bisa jauh lebih besar dari yang terdata.

CISDI dan LaporCovid19 mendorong pemerintah serius menyingkap data kematian ketika isolasi mandiri kepada publik sekaligus membenahi upaya penanganan wabah untuk mencegah kejadian kematian serupa berulang.

Ahmad Arif, Co-inisiator LaporCovid19, mengatakan tren kematian ketika isolasi mandiri cukup intens terjadi belakangan ini. Tren yang menarik belakangan ini adalah kematian ketika isolasi mandiri sudah mulai terjadi di luar pulau Jawa, seperti di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, atau Nusa Tenggara Timur, dan Sumatra Barat. Ini menjadi semacam indikasi bahwa penyebaran wabah ini sudah intens di luar pulau Jawa dan perlu menjadi perhatian kita bersama. Jumlah yang terdata ini kami yakin hanya fenomena gunung es.

Diah Saminarsih, M.Sc. Penasihat Senior Urusan Gender dan Pemuda untuk Direktur Jenderal WHO dan Pendiri CISDI, mengatakan peningkatan kematian ketika isolasi mandiri adalah tanda bahaya robohnya sistem kesehatan nasional. Tiadanya kesiapan memperkokoh pilar-pilar penanggulangan krisis kesehatan membuat penanganan pandemi seperti kehilangan arah dan tidak cekatan merespons lonjakan transmisi. Di hulu, layanan kesehatan primer tidak disiapkan untuk menghadapi beban kerja berlapis. Hal ini menyebabkan keterbatasan tenaga, keterbatasan fasilitas deteksi kasus dan perawatan, serta alat kesehatan untuk kegawatdaruratan seolah menciptakan kebuntuan dalam penanganan fase kritis saat ini. Padahal, semua tantangan tersebut dapat diatasi kalau saja strategi penanganan pandemi khususnya untuk layanan kesehatan primer telah disiapkan sejak pandemi ini mulai 16 bulan yang lalu. Akibatnya pasien terlambat ditemukan, terlambat mendapat pertolongan pertama, terlambat dirujuk.

CISDI dan LaporCovid19 mendorong pemerintah melaksanakan beberapa rekomendasi untuk mencegah kematian akibat isolasi mandiri kembali berulang. Adapun, beberapa rekomendasi adalah sebagai berikut:

  1. Meluaskan jangkauan dan penajaman fokus testing sesuai dengan Instruksi Kementerian Dalam Negeri Nomor 15/2021 secara tegas dan konsisten.
  2. Memberdayakan masyarakat untuk terlibat dalam peningkatan kapasitas tracing melalui aktivasi relawan di tingkat komunitas
  3. Mengaktifkan pelayanan isolasi mandiri terpusat dan mandiri, seperti shelter isolasi mandiri, kepada masyarakat dan memfasilitasinya dengan tenaga kesehatan mumpuni
  4. Memperkuat upaya penanganan pre-rumah sakit seperti dengan mengoptimalkan layanan konsultasi daring
  5. Mengutamakan pendataan, pemantauan, dan dukungan bagi pasien isolasi mandiri
    sebagai basis data penyaluran dukungan sosial, ekonomi, atapun medis
  6. Meningkatkan edukasi bagi pasien yang menjalankan isolasi mandiri
  7. Meningkatkan keterlibatan pemerintah hingga level terkecil untuk mendukung pasien yang melaksanakan isolasi mandiri

-Selesai-

Tentang CISDI
Center for Indonesias Strategic Development Initiatives (CISDI) adalah think tank yang mendorong penerapan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaya, setara, dan sejahtera dengan paradigma sehat. CISDI melaksanakan advokasi, riset, dan manajemen program untuk mewujudkan tata kelola, pembiayaan, sumber daya manusia, dan layanan kesehatan yang transparan, adekuat, dan merata.

Tentang LaporCovid19
LaporCovid19 adalah wadah (platform) sesama warga untuk berbagi informasi mengenai angka kejadian terkait COVID-19 di sekitar kita. Pendekatan bottom-up melalui citizen reporting atau crowdsourcing agar setiap warga bisa ikut menyampaikan informasi seputar kasus terkait COVID-19. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi:

Website: www.laporcovid19.org ,
IG: @laporcovid19 ,
Twitter: @LaporCovid ,
FB: Koalisi Warga LaporCovid-19

 

Narahubung:
Sdr. Amru, Content & Media Officer CISDI (0877-8273-4584)
Sdr. Iban, Analis Data LaporCovid-19 (0815-2744-0489)

 

Siaran pers ini dapat diunduh melalui tautan berikut.

Berikut ini tautan dashboard data kematian di luar RS yang dicatat oleh LaporCovid-19

Share the Post:

Related Posts