Kertas Posisi Koalisi Selamatkan Anak Indonesia: Mendesak Mendikbudristek Meninjau Ulang Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka

Buku ini membahas tentang pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Indonesia selama pandemi Covid-19. Pada 30 Maret 2021, empat Kementerian yang mengurusi pendidikan dan penanganan Covid-19 menerbitkan pengaturan tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang menjadi dasar pelaksanaan PTMT di sekolah setelah sebelumnya diselenggarakan dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pelaksanaan uji coba PTMT kemudian ditunda pada Juni 2021, namun dilanjutkan kembali pada Agustus 2021 setelah Instruksi Mendagri mengizinkan PTMT di wilayah PPKM Level 1-3. Hingga 22 September 2021, Kemendikbud telah mencatat adanya 1.299 klaster pada sekolah tatap muka di seluruh Indonesia dengan jumlah 7.285 sekolah dan 15.655 peserta didik yang tercatat positif selama PTMT. Data ini dibantah oleh Pemprov DKI Jakarta yang menyatakan hanya terdapat 7 sekolah dengan kasus positif setelah PTMT dilaksanakan. Koalisi Masyarakat Selamatkan Anak Indonesia, yang terdiri dari Perhimpunan Pendidikan dan Guru, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, dan LaporCovid19, menilai bahwa pelaksanaan PTMT saat ini berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, tenaga pendidik, dan staf sekolah laiy karena tidak didasarkan pada data epidemiologis yan sahih, pengaturan yang lemah, dan penegakan protokol kesehatan yang buruk. Buku ini juga menyoroti bahwa pelaksanaan PTMT merupakan bentuk pengabaian negara dalam menjamin perlindungan kesehatan dan keselamatan warga sekolah dalam mendapatkan hak atas pendidikan yang dijamin oleh perundang-undangan dan konstitusi. Oleh karena itu, pemerintah harus menunda pelaksanaan PTMT dan membuat roadmap yang lebih komprehensif dan terintegrasi untuk memastikan keberlangsungan pembelajaran yang aman dan merata bagi seluruh warga sekolah di Indonesia.